Rabu, 21 Januari 2015

BAB 11 AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI
DAN
LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi ialah suatu kegiatan yang sangat penting yang turut pula menentukan keberhasilan usaha bisnis. Akuntansi atau accounting merupakan suatu karir yang bertumbuh pesat dan disenangi banyak orang saat ini. Dengan akuntansi pengusaha akan mengetahui secara benar berapa banyak pajak yang harus dibayar, berapa uang yang harus dipinjam, apakah investasi yang dilakukan sudah benar, dan apakah diperoleh keuntungan normal dan lain sebagsinya. Nah, dibawah ini akan jelaskan sedikit mengenai akuntansi.

1.      Definisi akuntansi
Kata akuntansi berasal dari bahasa inggris accounting to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sebagai berikut.
·         Akuntansi adalah proses pengidentifikasian atau pengenalan, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi.
·         Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.
·         Akuntasi (accounting) adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentinga.
Salah satu unsur vital dalam mengomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi adalah kemampuan akuntan untuk menganalisis dan menginterpretasikan informasi yang telah dilaporkan. Analisis meliputi penggunaan rasio, persentase, grafik, dan diagram untuk menyoroti tren-tren dan hubungan keuangan yang signifikan.

v  Fungsi akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

2.      Pihak-pihak yang berkepentingan
Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pihak internal dan pihak eksternal.
a.       Pihak Internal (Internal User)
Pihak internal adalah manajer atau pimpinan, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perusahaan. Pimpinan perusahaan memerlukan informasi akuntansi sebagai bahan atau dasar untuk :
·          Membuat perencanaan
·         Membuat kebijakan
·         Melakukan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan
·         Mengukur tingkat keberhasilan
·         Membuat laporan sebagai pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan
b.      Pihak Eksternal (External User)
Pihak eksternal adalah pihak pengguna akuntansi atau laporan keuangan dengan kebutuhan informasi atau kepetingan yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Ø  Pemilik Perusahaan (Investor)
Pemilik perusahaan / investor berkepentingan untuk mengetahui perkembangan dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba untuk membayar deviden. Dengan demikian pemegang saham / pemilik dapat menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Ø  Calon Pemilik
Calon investor akan memilih perusahaan yang akan memberikan keuntungan banyak atas modal yang akan diinvestasikannya. Untuk itu calon investor perlu mengetahui rentabilitas / tingkat keuntungan suatu perusahaan.
Ø  Bank dan Para Kreditur
Bank dan kreditur sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman (kredit) kepada suatu perusahaan terlebih dahulu akan mempelajari / menganalisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Ø  Karyawan Perusahaan
Karyawan perusahaan perlu mengetahui informasi akuntansi perusahaannya, guna mengetahui posisi keuangan perusahaan, tingkat laba, dan harapan masa depan keuangan perusahaan. Dengan mengetahui keadaan keuangan perusahaan maka para karyawan akan bekerja lebih baik karena pada dasarnya setiap karayawan mendamabakan agar perusahaan mengalami kemajuan.
Ø  Pemerintah
Informasi akuntansi diperlukan pemerintah untuk menetapkan pajak perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Ø  Masyarakat
Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

3.      Prinsip-akuntansi
Pada dua pokok, yaitu “aturan” dan “perjanjian” yang kemudian menjadi aturan umum sebagai pedoman. Dengan demikian, prinsip akuntansi adalah memberikan dasar cara penilaian dan penyajian data akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan.
Secara umum, prinsip-prinsip itu adalah:
1.      Harga historis (allocation of cost)
Penentuan jumlah / nilai aktiva dan utang yang harus dicatat sesuai dengan harga perolehan / harga pokok saat diperoleh saat siap pakai atau dijual.

2.      Pengakuan pendapatan (recognetion of revenue)
Pendapatan adalah nilai kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil kegiatan perusahaan karena penjualan barang / jasa perusahaan, penerimaan sewa, bunga, keuntungan penjualan aktiva tetap, dan pendapatan lainnya.
Besarnya pendapatan yang diterima diukur dengan uang, yaitu dari harga tunai untuk transaksi penjualan barang, jasa dan aktiva. Untuk transaksi non-cost harus ditentukan pada saatnya menurut harga tunainya atau harga pasar.

3.      Mempertemukan biaya dan pendapatan (matching cost and revenue)
Suatu laporan keuangan yang disajikan, pada hakikatnya harus mempertemukan secara layak antara biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan-pendapatan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi yang sama. Sehubungan dengan hal ini, suatu pendapatan yang telah diakui sebelumnya, dan sebagian ada yang ditangguhkan, maka semua unsur biaya yang berkaitan dengan pendapatan itu harus ditangguhkan sesuai dengan periode pendapatan pada periode yang akan datang, hanya dalam pencatatannya sementara ditempatkan sebagai kekayaan perusahaan.

4.      Pengungkapan yang memadai (adequate disclosure)
Data atau informasi mengenai keadaan keuangan sama sekali tidak boleh disembunyikan pada saat menyajikan suatu laporan keuangan. Segala sesuatunya harus disajikan secara lengkap mencakup seluruh kegiatan perusahaan.

5.      Obyektivitas (objectivtiy)
Tingkat manfaat suatu laporan keuangan ditetukan oleh obyektivitas dengan pembuktian data tersebut. Hal ini untuk menghindari terjadinya salah penilaian yang kemudian akan mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi dan dalam membuat kesimpulan.

6.      Konsistensi (consistency)
Setiap perusahaan diharapkan atau diharuskan menerapkan prinsip-prinsip, konsep dan metode yang sama (konsisten) dari suatu periode ke periode berikutnya. Hal ini sangat diperlukan untuk membandingkan laporan keuangan antar periode.

7.      Material (materiality)
Dalam konsep material ini, yang dipergunakan sebagai ukuran bukan besar kecilnya jumlah yang dicatat. Akan tetapi, pengaruh transaksi terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan perusahaan. Jika pengaruhnya “cukup berarti” dalam mempengaruhi keputusan-keputusan maka dianggap “cukup material”. Selanjutnya suatu laporan fakta ataupun elemen dapat dianggap cukup berarti (cukup material) jika “adanya” atau “sifatnya” akan mempengaruhi atau menimbulkan perbedaan dalam pengambilan keputusan, dengan analisis keadaan-keadaan lain sebagai bahan pertimbangan lengkap. Apabila tidak mempengaruhi atau tidak menimbulakan perbedaan dalam pengambilan keputusan maka laporan itu tidak cukup berarti atau tidak material.

8.      Konservatif (conservative)
Dalam menyusun laporan keuangan tidak mengakui keuntungan yang belum terjadi atau terealisir, tetapi mengakui atas kerugian yang belum terjadi.

9.      Lengkap (completeness)
Dalam menyusun laporan keuangan harus mencantumkan semua masalah sehingga laporan tersebut merupakan informasi yang lengkap tentang keadaan perusahaan secara keseluruhan.

10.  Dapat Dimengerti (Understandability)
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang akan digunakan oleh pihak pimpinan maupun pihak-pihak lain yang membutuhkannya dan akan digunakan untuk mengmbil keputusan. Oleh karena itu, informasi harus dapat dipahami, dimengerti, dan mudah ditafsirkan maksudnya.

4.      Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari peroses pembukuan dalam akuntansi keuangan selama satu periode tertentu (satu tahun). Menurut prinsip akuntansi indonesia, laporan keuangan meliputi neraca, perhitungan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya, untuk memberikan penjelasan mengenai perubahan modal, laporan itu kadang-kadang dilengkapi dengan laporan perubahan ekuitas / modal dan laopran laba yang ditahan.

v  Neraca
Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar yang menggambarkan keadaan harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan pada saat tertentu.
Kelompok akun yang merupakan unsur neraca disebut akun rill / neraca. Akun rill / neraca dibagi kedalam dua bagian, yaitu bagian aktiva dan pasiva.
a.       Aktiva seacara umum berisi daftar kekayaan yang dimiliki atau dioperasikan perusahaan.
b.      Pasiva menunjukan sumber atau asal aktiva.
Ada dua kategori sumber aktiva yaitu utang dan modal pemilik. Dengan demikian ada tiga macam bentuk pos dalam neraca, yaitu aktiva, utang dan ekuitas/modal.
a.      Aktiva (Assets)
Aktiva dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Ø  Aktiva lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva atau harta yang berupa kas dan kekayaan lain yang dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi / satu tahun atau satu siklus kegiatan normal perusahaan.
Kelompok aktiva lancar sebagai berikut:
·         Kas (cash)
·         Surat Berharga (marketable securities)
·         Piutang dagang (account receivable)
·         Beban habis pakai (supplies)
·         Persediaan (Inventory)
·         Beban dibayar dimuka (prepaid expense)
·         Pendapatan yang masih harus diterima / piutang pendapatan (accrued revenue)
Ø  Aktiva tidak lancar (non current assets)
Aktiva tidak lancar adalah aktiva / harta yang baru akan dapat digunakan / dicairkan dalam waktu lebih satu periode akuntansi. Yang termasuk jenis aktiva tidak lancar antara lain piutang yang jatuh temponya diatas satu periode akuntansi.
Ø  Investasi jangka panjang (long term investment)
Invetasi jangka panjang adalah penyertaan / penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka panjang, dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan penghasilan dan juga untuk mengontrol dan mengendalikan / mempengaruhi kebijakan perusahaan yang bersangkutan.
Investasi dapat berupa:
·         Penyertaan pada perusahaan lain dalam bentuk saham, obligasi atau surat-surat berharga lain.
·         Tanah yang tidak digunakan untuk lokasi usaha.
Ø  Aktiva tetap (fixed assets)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi normal perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun / satu periode akuntansi dan tidak dijual sebagai barang dagangan, serta mempunyai nilai yang cukup material.
Yang termasuk sebagai kelompok aktiva yaitu sebagai berikut:
·         Aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable), misalnya tanah untuk lokasi usaha (land)
·         Aktiva yang dapat disusutkan (depreciable) misalnya bangunan atau gedung (building), mesin-mesin dan peralatan toko atau produksi (store equipment), peralatan kantor (office equipment).
Ø  Aktiva tidak berwujud  (intangibel assets)
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang terdiri dari hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pedapatan, misalnya hak paten, hak cipta, merek dagang, goodwill, dll.
Ø  Aktiva lain-lain (Other Assets)
Pos ini digunakan untuk menampung aktiva yang tidak bisa digolongkan kedalam aktiva lancar, aktiva tidak lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.
Contoh aktiva dalam kategori ini antara lain:
·         Mesin yang tidak dipakai dalam operasi;
·         Biaya pra operasi;
·         Biaya emisi saham.
b.      Utang (Liabilities)
Utang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus diselesaikan pada saatnya dengan menggunakan kekayaan perusahaan yang ada, berupa tunai, barang ataupun dalam bentuk jasa.
Berdasarkan jangka waktu panjang waktu pembayaran/pelunasannya, utang dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:
Ø  Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang lancar meliputi semua kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun).
Yang termasik utang lancar antara lain:
·         Utang usaha (account payable)
·         Utang wesel / wesel bayar (notes payable)
·         Biaya yang masih harus dibayar, seperti utang bunga (interest payable), dan gaji yang masih harus dibayar (salaries payable)
·         Pendapatan yang diterima dimuka seperti sewa dibayar dimuka
·         Utang pajak (tax payable)
Ø  Kewajiban/Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Yang termasuk kelompok ini antara lain:
·         Utang Hipotik (Mortgage Payable), yaitu pinjaman jangka panjang / lebih dari satu tahun dengan jaminan harta tetap.
·         Kredit investasi, yaitu pinjaman jangka panjang dalam rangka perluasan usaha.
·         Hutang Obligasi (Bonds Payable), yaitu pinjaman jangka panjang yang timbul karena perusahaan menjual/mengeluarkan obligasi.
Ø  Hutang Lain-Lain (Other Payable)
Hutang lain-lain adalah semua utang yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok utang lancar maupun utang jangka panjang, misalnya: uang jaminan yang diterima dari para pelanggan.
c.       Ekuitas/Modal (Capital)
Modal atau ekuitas adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Besarnya modal pemilik sama dengan aktiva dikurang utang. Modal pemilik terdiri dari modal yang disetor (Paid In Capital), cadangan (Reserve), laba yang ditahan (Retainde Earnings).
Modal pemilik terdiri dari modal yang disetor pemilik dan sisa laba yang belum dibagi atau disebut laba ditahan.

v  Bentuk Neraca
Dalam praktik, neracanya disusun berdasarkan saldo-saldo akun yang telah disesuaikan, tetapi dalam teori dapat pula disusun berdasarkan daftar saldo akun atau dari persamaan akuntansi. Neraca dapat dibuat dalam bentuk scontro atau dalam bentuk stafel.

a.      Neraca bentuk scontro

Penjelasan :
·         Aktiva disusun urut berdasarkan tingkat likuiditasnya.
·         Utang disusun berdasarkan umur / jangka waktu terpendek.
·         Modal ditulis nama pemilik modal / perusahaan.
·         Total aktiva sejajar dengan total pasiva.
·         Tanggal menunjukan suatu saat tertentu karena neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu, bukan masa tertentu.

b.      Neraca bentuk staffel
Penjelasan :
·         Akumulasi penyusutan mengurangi nilai aktiva yang bersangkutan, tang (....) berarti mengurangi.

v  Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi (income statement / profit and loss statement) adalah suatu daftar yang berisi ringkasan pendapatan dan beban dalam jangka waktu tertentu. Unsur-unsur laba-rugi terdiri dari pendapatan dan beban.
a.      Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva yang timbul akibat penjualan barang dagangan atau jasa serta aktivitas lainnya didalam suatu periode. Pendapatan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
Ø  Pendapatan operasional, adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan utama perusahaan, misalnya pendapatan jasa (service revenue) bagi perusahaan servive/bengkel, pendapatan jasa angkutan (transport revenue) bagi perusahaan angkutan, pendapatan jasa salon (salon revenue) bagi perusahaan salon, dan penjualan (sales) bagi perusahaan dagang.
Ø  Pendapatan non operasional, adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha pokok perusahaan, misalnya pendapatan kimisi (commission revenue) dan pendapatan bunga (interest revenue).
b.      Beban (Expense)
Beban adalah biaya langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan perusahaan dalam memperoleh penghasilan/pendapatan dalam suatu periode. Beban dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
Ø  Beban operasional (operational expense) adalah beban yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan dari usaha pokoknya, seperti:
·        Beban gaji dan upah (salaries and wage expense)
·        Beban sewa (rent expense)
·        Beban penyusutan (depriciation expense)
·        Beban insuransi (insurance expense)
·        Beban iklan (advertising expense)
·        Macam-macam beban.
Ø  Beban Non Operasional (Non Operarional Expense)
Yang terjadi bukan karena kegiatan utama perusahaan atau tidak berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan, seperti:
·         Beban bunga (interest expense)
·         Kerugian piutang tak tertagih (bad debt expense)
·         Kerugian penjualan.

v  Bentuk laporan laba-rugi
Laporan laba-rugi merupakan daftar yang menggambarkan keberhasilan (laba / rugi) suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam praktiknya, laporan disusun berdasarkan daftar saldo akun nominal atau dari kertas kerja. Akan tetapi, dalam teori dapat saja dari daftar saldo akun nominal atau dari persamaan akuntansi.
Ada dua bentuk laporan laba-rugi yaitu sebagai berikut.

a.      Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung
Laporan laba-rugi bentuk langsung (single step income statement) disebut demikian karena hanya terdapat satu tahap yang diperlukan untuk laba atau rugi bersih, yaitu mengurangkan total beban dari total pendapatan.
            Penjelasan :
·         Pendapatan beban disusun urut dari jumlah yang besar ke jumlah yang kecil, dengan catatan beban dan pendapatan lain-lain paling bawah.
·         Jumlah beban dicatat lurus dengan jumlah pendapatan.
·         Jika pendapatan lebih besar dari beban berarti laba. Berlaku juga hal sebaliknya.
·         Tanggal juga menunjukkan kurun waktu / masa tertentu karena laba/rugi diperoleh bukan sesaat, tetapi selama periode tertentu.

b.      Laporan Laba-Rugi Bertahap
Disebut laporan laba-rugi bertahap (multiple step income statement) karena menunjukan berbagai langkah dalam menentukan laba bersih / rugi bersih laporan ini menunjukan dua tahap utama yaitu:
1.      Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan bersih, untuk menentukan laba kotor.
2.      Beban operasi dikurangkan dari laba kotor untuk menunjukan laba bersih.
Tahap-tahap tersebut berkaitan dengan aktiva operasi utama perusahaan. Laporan laba-rugi nertahap juga membedakan antara aktiva operasi dan aktiva non operasi. Pembedaan ini memberikan lebih banyak informasi kepada para pengguna mengenai kinerja laba suatu perusahaan. Laporan ini juga menunjuka komponen utama laba dan menunjukan pengelompokan beban.

           
5.      Tujuan laporan keuangan
Laporan keuangan bertujuan untuk:
a.       Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan modal).
b.      Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha memperoleh laba.
c.       Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir potensi perusahaan meperoleh laba.
d.      Memberikan informasi penting lainnya dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan mengenai aktiva pembiayaan dan investasi.

Sumber :
Sumardi, sumarno. 2011. Terampil Akuntansi Untuk SMA Dan MA Kelas XI. Jakarta: PT. Piranti Darma Kalotama.

Jerry J.  Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. Accountimg Principles,7th Edition.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar