Jumat, 23 Januari 2015

BISNIS INTERNASIONAL

BISNIS INTERNASIONAL

Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Bisnis terdiri dari berbagai macam tipe, dan, sebagai akibatnya, bisnis dapat dikelompokkan dengan cara yang berbeda-beda.

A.    Hakikat Bisnis Internasional
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional berbeda dengan Bisnis Internasional, yaitu :

1.    Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca perdagangan antar negara (balance of tread).

Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan atau devisit neraca perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut.

Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of paymnets). Jika neraca pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami pertambahan devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran dan menghadapi pengurangan devisa Negara.

2.    Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.

Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang dan/ atau jasa. Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
•    Licencing
•    Franchising
•    Management Contracting
•    Marketing in Home Country by Host Country
•    Joint Venturing
•    Multinational Coporation (MNC)

Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim (Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif, lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.

B.    Alasan Melaksanakan Bisnis Internasional
Suatu Negara ataupun suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional baik dalam bentuk perdagangan internasional pada umunya memiliki beberapa pertimbangan ataupun alasan. Pertimbangan tersebut meliputi beberapa alasan atau pertimbangan. Pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun social budaya bahkan tidak jarang atas dasar petimbangan militer.

Bisnis internasional memang tidak dapat dihindarkan karena sebenarnya tidak ada satu Negara pun didunia yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh Negara itu sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat memenuhi 100% swasembada. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia.

Ketidakmeratanya sumber daya tersebut akan mengakibatkan adanya keunggulan terstentu baik suatu Negara tertentu yang memiliki sumber daya tertentu pula. Sebagai contoh Negara Australia yang memiliki daratan yang sangat luas yang memiliki jumlah pendusuk yang sangat sedikit., sebaliknya Negara Hong Kong yang memiliki daratan yang sangat sempit tapi jumlah penduduknya yang sangat padat. Kesuburan tanah juga tidak akan sama antara Negara yang satu dengan yang lain ada suatu negeri yang cocok untuk tanaman tertentu sedangkan Negara yang lainnya boleh dikatakan tidak mungkin untuk menanam tanaman yang sangat dibutuhkan oleh manusia itu.

Keadaan ini yang menentukan dilaksanakan bisnis ataupun perdagangan internasional. Oleh karena itu, maka dapat kita lihat beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis internasional antara lain berupa :
1.    Spesialisasi antar bangsa – bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta kelemahannya itu maka suatu Negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a.    Memanfaatkan semaksimal mungkin kekuatan yang ternyata benar-benar paling unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah diantara Negara-negara yang lain.
b.    Menitik beratkan pada komoditi yang memiliki kelemahan paling kecil diantara Negara-negara yang lain.
c.    Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya

    Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut. Hal ini akan dapat dicapai kalau tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil yang pada umumnya disebabkan karena kondisi alam yang dimilikinya, misalnya hasil tambang, perkebunan, kehutanan, pertanian dan sebagainya.

Disamping kondisi alam, keunggulan absolut dapat pula diperoleh dari suatu negara yang mampu untuk memproduksikan suatu komoditi yang paling murah di antara negara-negara lainnya. Keunggulan semacam ini pada umumnya tidak akan dapat berlangsung lama karena kemajuan teknologi akan dengan cepat mengatasi cara produksi yang lebih efisien dan ongkos yang lebih murah.

    Konsep Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.

    Potensi Pasar Internasional
Potensi pasar adalah ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional inipun potensi pasar Internasional juga ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara lain.

C.    TAHAP-TAHAP DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNASIONAL
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahap tersebut secara kronologis adalah sebagai berikut :
1.    Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian ada yang membeli barang-barang kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.

2.    Ekspor Aktif
Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap "ekspor aktif", sedangkan tahap pertama tadi disebut tahap pembelian atau "Purchasing".

3.    Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.

4.    Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya.

Cara ini sering dikenal sebagai bentuk "Franchising". Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai "Franchisee" sedangkan perusahaan pemberi disebut sebagai "Franchisor". Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan sebagainya.

5.    Pemasaran di Luar Negeri
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif

6.    Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu tahap "Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri". Tahap ini juga disebut sebagai "Total International Business". Bentuk inilah yang menimbulkan MNC (Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional.

Dalam tahap ini perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut.

D.    HAMBATAN DALAM MEMASUKI BISNIS INTERNATIONAL
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
•    Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
•    Perbedaan bahasa, social budaya/cultura
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang karena adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris

Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan.
•    Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Misalnya, Amerika yang mengembargo komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis. Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang mengandung babi.
•    Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.

E.    PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations (MNC). Setiap Negara akan terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini terjadi karena dengan cara yang sangat cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.

Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara Negara. Oleh karena kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional. Selanjutnya, perusahaan mencoba untuk mencari tempat untuk memproduksi barang dan memasarkannya ke dunia, sehingga akan lebih ekonomis dan kompetitif.

Adanya batasan ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk hanya memproduksi barang di negeri sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan demikian, pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Contoh perusahaan multinasional: Coca Cola, Johnson & Johnson, Nestle dari Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, dan sebagainya.


Sumber:
http://www.slideshare.net/GeryKarnadi/makalah-bisnis-internasional
http://andriawanazhar.blogspot.com/2012/01/bisnis-internasional.html

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS

Globalisasi dan industrialisasi telah membuka kesempatan bagi pekerja social untuk terlibat dalam bidang yang relative baru. Dan tidaklah jarang terjadi adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dan kepentingan perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik terhadap perusahaan besar, menengah ataupun perusahaan kecil.
Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam hal ditimbulkannya polusi oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat berupa polusi udara, polusi air limbah, poluis suaradan bahkan polusi mental kejiwaan. Sehingga dengan lata belakang itulah membuktkan bahwa tanggung jawab social suatu bisnis, menjadi suatu topic yang cukup menonjol. Perusahaan dituntut unuk lebih banyak memperhatikan aspek-aspek social dan menerapkan etika bisnis secara jujur.

A.    BENTURAN TERHADAP KEPENTINGAN MASYARAKAT
Proses produksi sering menghadirkan benturan kepentingan antara masyarakat dengan perusahaan.  Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun kecil). Benturan ini kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi (udara, air limbah, suara bahkan mental kejiwaan). Diperlukan pengelolaan lingkungan yang baik (dengan menerapkan AMDAL) agar masyarakat sebagai pemilik faktor produksi tidak merasa dirugikan.

Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam mejalankan suatu tanggung jawab sosial, perusahaan dituntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya etika bisnis:
1.    Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat. Seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam untung-rugi perusahaan. Sehingga pengelolaan lingkungan dan sumbangan kepedulian kepada masyarakat sekitar seringkali diabaikan.
2.    Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang menjadi aspek pendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manajemen terbuka, hubungan industrialis Pancasila, Pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan contoh-contoh penerapan manajemen yang berorientasi hubungan kemanusiaan.
B.    Dorongan Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah bisnis sebagai berikut:
a.    Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik, dan otoriter.
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
•    Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaikny semangat dan produktivitas kerja.
•    Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen Partisipatif
•    Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
•    Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
•    Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
b.    Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak di pengaruhi oleh proses produksi.
c.    Penghematan energi
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahw sumber daya tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut.
d.    Partisipasi pembangunan bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
e.    Gerakan Konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an di negara barat yang berhasil memberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek.
Tujuan dari gerakan konsumerisasi:
•    Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangna bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
•    Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
•    Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wkil konsumen dengan produsen.
•    Pelayanan purna jual yang lebih baik.
•    Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.

C.    ETIKA BISNIS
Istilah Etika diartikan sebagai perbuatan standar (standard of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Etika adalah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan oleh seseorang. Etika bisnis tersebut meliputi etika dalam berinteraksi, yaitu:
1.    Interaksi dengan konsumen.
2.    Interaksi dengan produsen lain.
3.    Iklan terhadap anak-anak.
4.    Iklan jasa professional.
5.    Iklan rokok, minuman yang memabukan.
6.    Etika dan suppliers.
7.    Etika terhadap pesaing.
8.    Etika hubungan dengan karyawan.
9.    Etika hubungan dengan public (Buchori Lama 168-176:1988).

Etika bisnis merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis,yitu sebagai berikut:
a.    Hubungan Antara Bisnis Dengan Konsumen: Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui. Pertemuan selalu ada untuk membahas aspek harga dan kualitas suatu barang.
b.    Hubungan Dengan Karyawan: Bentuk hubungan ini meliputi: penerimaan (recruitment), latihan (training), promosi, transfer, demosi, maupun pemberhentian (determination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus dijalankan secara  objektif dan jujur.
c.    Hubungan Antar Bisnis: Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir, maupun distributornya. Contoh hal yang didiskusikan yaitu: analisis harga dan kualitas produk yang harus menyesuaikan keinginan pasar, serta  pengiriman barang ke daerah yang dianggap sebagai  pusat pemasaran.
d.    Hubungan Dengan Investornya: Pemberian informasi yang benar terhadapinvestor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
e.    Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan: Hubungan dengan lembaga keuangan terutama Jawatan Pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial, berkaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan. Kejujuran menjadi sangat penting disini karena menyangkut kepentingan masyarakat umum mengenai pajak. Perusahaan yang mempermainkan hal ini  dianggap melanggar hukum, semisal: membuat laporan keuangan palsu yang disetujui oleh petugas pajak yang meminta uang dalam jumlah yang besar.

D.    BENTUK - BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Penerapan dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat. Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia adalah :

    Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Contohnya adalah Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
    Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
    Perkebunan Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
    Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.


Sumber:
http://ayuradu.blogspot.com/2013/11/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis.html
https://zehanwidiastuti.wordpress.com/2012/11/18/bab-13-tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis/

TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN

TEKNIK ANALISIS MERAMALKAN KAS PERUSAHAAN

Keuangan perusahaan atau yang mungkin lebih dikenal dengan fungsi keuangan, menurut Ross, et. al (2007), terdapat 3 (tiga) hal penting yang harus dipertimbangkan oleh seorang Manajer Keuangan dalam pengelolaan perusahaan, yakni sebagai berikut:
Investasi jangka panjang apa yang mesti dilakukan oleh perusahaan?
Bagaimana (dengan cara apa) perusahaan dapat memperoleh dana bagi kebutuhan investasinya? Seberapa besar cash flow jangka pendek yang dibutuhkan perusahaan dalam rangka membayar tagihan-tagihannya?

Van Horne (2005) mengatakan bahwa fungsi keuangan mencakup tiga hal, yakni keputusan investasi, keputusan keuangan dan kebijakan/keputusan dividen. Perbedaannya dengan Ross, et.al (2007) adalah pada keputusan yang ketiga, yakni net working capital yang harus dikelola. Pada sudut yang berbeda, kebijakan dividen merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan oleh seorang Manajer Keuangan.

    KEUANGAN PERUSAHAAN.
Keuangan Perusahaan di bagi menjadi 3 :
1.    Devestasi :
Devestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset yang baru.
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.
Pertama, sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak, Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.

Motif kedua untuk divestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada saat ini.

Motif ketiga bagi divestasi adalah kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.

Motif keempat untuk divestasi adalah unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
2.    Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights Issue) dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional.
3.    Kebangkrutan.
Kebangkrutan adalah ketidakmampuan yang dinyatakan secara legal oleh individu atau organisasi untuk membayar kreditur mereka. Kebangkrutan telah dicatat di Perjanjian Lama dan Timur Jauh.

    ESTIMASI PENJUALAN
Peramalan penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu peerusahaan. Penyusunan perencanaan keuangan apabila disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang dilakukan. Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak menajemen perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

    ESTIMASI PRODUKSI
Anggaran produksi adalah anggaran penjualan yang disesuaikan terhadap perubahan persediaan.

    ESTIMASI PEMBELIAN BAHAN LANGSUNG
Didasarkan pada anggaran penggunaan bahan langsung. Digunakan sebagai acuan dalam membuat anggaran biaya produksi.
•    Data yang diperlukan :
•    Harga beli bahan baku
•    Tingkat persediaan awal
•    Target persediaan akhir.

    ESTIMASI PEMAKAIAN BAHAN LANGSUNG
Budget kebutuhan bahan baku hanya memuat kuantitas kebutuhan bahan baku yang diperlukan. Untuk menghìtung jumlah bìaya pemakaian bahan baku masih diperlukan data harga setiap jenis bahan baku per unit yang diperlukan untuk proses produksi. Oleh karena itu, budget biaya pemakaian bahan baku merupakan kuantitas bahan baku dikalikan dengan harga setiap jenis bahan baku per unit.
Perhítungan tersebut tentu saja hanya berlaku jika'harga per unit bahan baku tetap sepanjang periode budget. Jika terjadi perubahan harga per unit, maka metoda-metoda aliran biaya persediaan yang digunakan perlu dipertimbangkan, yaitu metoda FIFO, metoda LIFO, dan metoda rata-rata.

    UPAH LANGSUNG.
Upah langsung adalah upah yang di berikan atasan atau manajer tanpa atau lewat perantara, upah ini di berikan langsung kepada orangnya langsung ataua kepada karyawan itu sendiri. tidak di lakukan dengan sistem kartu kredit.

    ESTIMASI BEBAN FABRIKASE
Estimasi fabrikase merupakan estimasi yang menjelaskan tentang beban pabrikase.

    ESTIMASI HARGA POKOK PENJUALAN
Ringkasan dari anggaran produksi dengan memperhatikan tingkat persediaan akhir.
Data yang diperlukan :
1.    Data yang telah dihitung dalam anggaran produksi, anggaran bahan langsung, anggaran overhead dan anggaran tenaga langsung.
2.    Keakuratan datanya dipengaruhi data dalam anggaran yang lain.

    ESTIMASI BEBAN PENJUALAN
Estimasi beban penjualan adalah beban si penjual karena terdapat beberapa faktor yang membuat perusahaan atau si penjual oleh pihak-pihak tertentu.

    ESTIMASI BEBAN ADMINISTRASI
Beban administrasi perusahaan yang fokus dari kepentingan politik pada saat ini. Badan penelitian Eim estimasi total biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara. Penyebab utama dari ukuran biaya administrasi di sektor pekerjaan sementara adalah :
•    Tingginya jumlah pekerja pekerjaan sementara dan tingginya laju perubahan pada pekerja pekerjaan sementara (rata-rata tahunan 1.3 juta pendaftaran, 1.1 juta penempatan dan 15.6 juta pembayaran remunerasi)
•    Perubahan undang-undang banyak dan perubahan kecil yang menghadapi sektor pekerjaan sementara
•    Penerapan sistem pembayaran remunerasi mingguan (bukan bulanan atau per 4 minggu), yang melekat pada penggunaan pekerja flex.

    ESTIMASI LABA RUGI
Rekening-rekening laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi :
    Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan.
    Rugi yaitu merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.

Teknik analisis data yang akan dilakukan terdiri dari beberapa langkah yaitu meliputi:
    Peramalan Penjualan
Untuk menyusun peramalan keuangan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode regresi linier dan model-model yang terkomputerisasi. Analisis regresi merupakan metode yang lebih umum digunakan untuk meramalkan kebutuhan-kebutuhan keuangan dan tidak terlalu mudah terkena perangkap potensial dan metode prosentase penjualan.
Pada analisis regresi ini, persamaan yang digunakan untuk menganalisa data adalah :
Y = a + Bx

Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independen.

Persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai Y, jika nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila X=0). Nilai b adalah kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan setiap unit nilai X. besarnya nilai a dan b konstan sepanjang kurva linier.

    Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penjualan :
Gt = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
SRt= Penjualan pada tahun tSRt-1= Penjualan pada tahun t-1

•    Penentuan besarnya AFN (Additional Fund Needed)
•    Peramalan Neraca
•    Peramalan Laporan Laba Rugi

    STIMASI KAS
Adalah laporan keuangan yang menunjukan berapa uang yang di punyai oleh perusahaan itu, karena dengan adanya kas perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah uang atau kas yang ada, apakah perusahan tersebut memperoleh keuntungan atau kenaikan kas atau bahkan memeproleh penurunan kas. Atau secara lebih sederhana dapat dismpulkan estimasi kas merupakan kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan.

    Sumber :
http://karinadevianta.blogspot.com/2012/01/bab-12-teknik-analisis-meramalkan-kas.html
http://fachrurrozyezy740.blogspot.com/2010/11/teknik-analisis-meramalkan-kas.html

Rabu, 21 Januari 2015

BAB 11 AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

AKUNTANSI
DAN
LAPORAN KEUANGAN

Akuntansi ialah suatu kegiatan yang sangat penting yang turut pula menentukan keberhasilan usaha bisnis. Akuntansi atau accounting merupakan suatu karir yang bertumbuh pesat dan disenangi banyak orang saat ini. Dengan akuntansi pengusaha akan mengetahui secara benar berapa banyak pajak yang harus dibayar, berapa uang yang harus dipinjam, apakah investasi yang dilakukan sudah benar, dan apakah diperoleh keuntungan normal dan lain sebagsinya. Nah, dibawah ini akan jelaskan sedikit mengenai akuntansi.

1.      Definisi akuntansi
Kata akuntansi berasal dari bahasa inggris accounting to account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sebagai berikut.
·         Akuntansi adalah proses pengidentifikasian atau pengenalan, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi.
·         Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan.
·         Akuntasi (accounting) adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentinga.
Salah satu unsur vital dalam mengomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi adalah kemampuan akuntan untuk menganalisis dan menginterpretasikan informasi yang telah dilaporkan. Analisis meliputi penggunaan rasio, persentase, grafik, dan diagram untuk menyoroti tren-tren dan hubungan keuangan yang signifikan.

v  Fungsi akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

2.      Pihak-pihak yang berkepentingan
Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pihak internal dan pihak eksternal.
a.       Pihak Internal (Internal User)
Pihak internal adalah manajer atau pimpinan, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perusahaan. Pimpinan perusahaan memerlukan informasi akuntansi sebagai bahan atau dasar untuk :
·          Membuat perencanaan
·         Membuat kebijakan
·         Melakukan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan
·         Mengukur tingkat keberhasilan
·         Membuat laporan sebagai pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan
b.      Pihak Eksternal (External User)
Pihak eksternal adalah pihak pengguna akuntansi atau laporan keuangan dengan kebutuhan informasi atau kepetingan yang berbeda-beda, sebagai berikut.
Ø  Pemilik Perusahaan (Investor)
Pemilik perusahaan / investor berkepentingan untuk mengetahui perkembangan dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba untuk membayar deviden. Dengan demikian pemegang saham / pemilik dapat menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Ø  Calon Pemilik
Calon investor akan memilih perusahaan yang akan memberikan keuntungan banyak atas modal yang akan diinvestasikannya. Untuk itu calon investor perlu mengetahui rentabilitas / tingkat keuntungan suatu perusahaan.
Ø  Bank dan Para Kreditur
Bank dan kreditur sebelum memutuskan untuk memberikan pinjaman (kredit) kepada suatu perusahaan terlebih dahulu akan mempelajari / menganalisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Ø  Karyawan Perusahaan
Karyawan perusahaan perlu mengetahui informasi akuntansi perusahaannya, guna mengetahui posisi keuangan perusahaan, tingkat laba, dan harapan masa depan keuangan perusahaan. Dengan mengetahui keadaan keuangan perusahaan maka para karyawan akan bekerja lebih baik karena pada dasarnya setiap karayawan mendamabakan agar perusahaan mengalami kemajuan.
Ø  Pemerintah
Informasi akuntansi diperlukan pemerintah untuk menetapkan pajak perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Ø  Masyarakat
Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

3.      Prinsip-akuntansi
Pada dua pokok, yaitu “aturan” dan “perjanjian” yang kemudian menjadi aturan umum sebagai pedoman. Dengan demikian, prinsip akuntansi adalah memberikan dasar cara penilaian dan penyajian data akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan.
Secara umum, prinsip-prinsip itu adalah:
1.      Harga historis (allocation of cost)
Penentuan jumlah / nilai aktiva dan utang yang harus dicatat sesuai dengan harga perolehan / harga pokok saat diperoleh saat siap pakai atau dijual.

2.      Pengakuan pendapatan (recognetion of revenue)
Pendapatan adalah nilai kekayaan bersih perusahaan sebagai hasil kegiatan perusahaan karena penjualan barang / jasa perusahaan, penerimaan sewa, bunga, keuntungan penjualan aktiva tetap, dan pendapatan lainnya.
Besarnya pendapatan yang diterima diukur dengan uang, yaitu dari harga tunai untuk transaksi penjualan barang, jasa dan aktiva. Untuk transaksi non-cost harus ditentukan pada saatnya menurut harga tunainya atau harga pasar.

3.      Mempertemukan biaya dan pendapatan (matching cost and revenue)
Suatu laporan keuangan yang disajikan, pada hakikatnya harus mempertemukan secara layak antara biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan-pendapatan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi yang sama. Sehubungan dengan hal ini, suatu pendapatan yang telah diakui sebelumnya, dan sebagian ada yang ditangguhkan, maka semua unsur biaya yang berkaitan dengan pendapatan itu harus ditangguhkan sesuai dengan periode pendapatan pada periode yang akan datang, hanya dalam pencatatannya sementara ditempatkan sebagai kekayaan perusahaan.

4.      Pengungkapan yang memadai (adequate disclosure)
Data atau informasi mengenai keadaan keuangan sama sekali tidak boleh disembunyikan pada saat menyajikan suatu laporan keuangan. Segala sesuatunya harus disajikan secara lengkap mencakup seluruh kegiatan perusahaan.

5.      Obyektivitas (objectivtiy)
Tingkat manfaat suatu laporan keuangan ditetukan oleh obyektivitas dengan pembuktian data tersebut. Hal ini untuk menghindari terjadinya salah penilaian yang kemudian akan mengakibatkan kesalahan dalam interpretasi dan dalam membuat kesimpulan.

6.      Konsistensi (consistency)
Setiap perusahaan diharapkan atau diharuskan menerapkan prinsip-prinsip, konsep dan metode yang sama (konsisten) dari suatu periode ke periode berikutnya. Hal ini sangat diperlukan untuk membandingkan laporan keuangan antar periode.

7.      Material (materiality)
Dalam konsep material ini, yang dipergunakan sebagai ukuran bukan besar kecilnya jumlah yang dicatat. Akan tetapi, pengaruh transaksi terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan perusahaan. Jika pengaruhnya “cukup berarti” dalam mempengaruhi keputusan-keputusan maka dianggap “cukup material”. Selanjutnya suatu laporan fakta ataupun elemen dapat dianggap cukup berarti (cukup material) jika “adanya” atau “sifatnya” akan mempengaruhi atau menimbulkan perbedaan dalam pengambilan keputusan, dengan analisis keadaan-keadaan lain sebagai bahan pertimbangan lengkap. Apabila tidak mempengaruhi atau tidak menimbulakan perbedaan dalam pengambilan keputusan maka laporan itu tidak cukup berarti atau tidak material.

8.      Konservatif (conservative)
Dalam menyusun laporan keuangan tidak mengakui keuntungan yang belum terjadi atau terealisir, tetapi mengakui atas kerugian yang belum terjadi.

9.      Lengkap (completeness)
Dalam menyusun laporan keuangan harus mencantumkan semua masalah sehingga laporan tersebut merupakan informasi yang lengkap tentang keadaan perusahaan secara keseluruhan.

10.  Dapat Dimengerti (Understandability)
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang akan digunakan oleh pihak pimpinan maupun pihak-pihak lain yang membutuhkannya dan akan digunakan untuk mengmbil keputusan. Oleh karena itu, informasi harus dapat dipahami, dimengerti, dan mudah ditafsirkan maksudnya.

4.      Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari peroses pembukuan dalam akuntansi keuangan selama satu periode tertentu (satu tahun). Menurut prinsip akuntansi indonesia, laporan keuangan meliputi neraca, perhitungan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Selanjutnya, untuk memberikan penjelasan mengenai perubahan modal, laporan itu kadang-kadang dilengkapi dengan laporan perubahan ekuitas / modal dan laopran laba yang ditahan.

v  Neraca
Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar yang menggambarkan keadaan harta, kewajiban, dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Neraca disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai posisi keuangan pada saat tertentu.
Kelompok akun yang merupakan unsur neraca disebut akun rill / neraca. Akun rill / neraca dibagi kedalam dua bagian, yaitu bagian aktiva dan pasiva.
a.       Aktiva seacara umum berisi daftar kekayaan yang dimiliki atau dioperasikan perusahaan.
b.      Pasiva menunjukan sumber atau asal aktiva.
Ada dua kategori sumber aktiva yaitu utang dan modal pemilik. Dengan demikian ada tiga macam bentuk pos dalam neraca, yaitu aktiva, utang dan ekuitas/modal.
a.      Aktiva (Assets)
Aktiva dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Ø  Aktiva lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva atau harta yang berupa kas dan kekayaan lain yang dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi / satu tahun atau satu siklus kegiatan normal perusahaan.
Kelompok aktiva lancar sebagai berikut:
·         Kas (cash)
·         Surat Berharga (marketable securities)
·         Piutang dagang (account receivable)
·         Beban habis pakai (supplies)
·         Persediaan (Inventory)
·         Beban dibayar dimuka (prepaid expense)
·         Pendapatan yang masih harus diterima / piutang pendapatan (accrued revenue)
Ø  Aktiva tidak lancar (non current assets)
Aktiva tidak lancar adalah aktiva / harta yang baru akan dapat digunakan / dicairkan dalam waktu lebih satu periode akuntansi. Yang termasuk jenis aktiva tidak lancar antara lain piutang yang jatuh temponya diatas satu periode akuntansi.
Ø  Investasi jangka panjang (long term investment)
Invetasi jangka panjang adalah penyertaan / penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka panjang, dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan penghasilan dan juga untuk mengontrol dan mengendalikan / mempengaruhi kebijakan perusahaan yang bersangkutan.
Investasi dapat berupa:
·         Penyertaan pada perusahaan lain dalam bentuk saham, obligasi atau surat-surat berharga lain.
·         Tanah yang tidak digunakan untuk lokasi usaha.
Ø  Aktiva tetap (fixed assets)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi normal perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun / satu periode akuntansi dan tidak dijual sebagai barang dagangan, serta mempunyai nilai yang cukup material.
Yang termasuk sebagai kelompok aktiva yaitu sebagai berikut:
·         Aktiva yang tidak dapat disusutkan (non depreciable), misalnya tanah untuk lokasi usaha (land)
·         Aktiva yang dapat disusutkan (depreciable) misalnya bangunan atau gedung (building), mesin-mesin dan peralatan toko atau produksi (store equipment), peralatan kantor (office equipment).
Ø  Aktiva tidak berwujud  (intangibel assets)
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang terdiri dari hak-hak istimewa yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pedapatan, misalnya hak paten, hak cipta, merek dagang, goodwill, dll.
Ø  Aktiva lain-lain (Other Assets)
Pos ini digunakan untuk menampung aktiva yang tidak bisa digolongkan kedalam aktiva lancar, aktiva tidak lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud.
Contoh aktiva dalam kategori ini antara lain:
·         Mesin yang tidak dipakai dalam operasi;
·         Biaya pra operasi;
·         Biaya emisi saham.
b.      Utang (Liabilities)
Utang merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus diselesaikan pada saatnya dengan menggunakan kekayaan perusahaan yang ada, berupa tunai, barang ataupun dalam bentuk jasa.
Berdasarkan jangka waktu panjang waktu pembayaran/pelunasannya, utang dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu:
Ø  Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang lancar meliputi semua kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun).
Yang termasik utang lancar antara lain:
·         Utang usaha (account payable)
·         Utang wesel / wesel bayar (notes payable)
·         Biaya yang masih harus dibayar, seperti utang bunga (interest payable), dan gaji yang masih harus dibayar (salaries payable)
·         Pendapatan yang diterima dimuka seperti sewa dibayar dimuka
·         Utang pajak (tax payable)
Ø  Kewajiban/Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Yang termasuk kelompok ini antara lain:
·         Utang Hipotik (Mortgage Payable), yaitu pinjaman jangka panjang / lebih dari satu tahun dengan jaminan harta tetap.
·         Kredit investasi, yaitu pinjaman jangka panjang dalam rangka perluasan usaha.
·         Hutang Obligasi (Bonds Payable), yaitu pinjaman jangka panjang yang timbul karena perusahaan menjual/mengeluarkan obligasi.
Ø  Hutang Lain-Lain (Other Payable)
Hutang lain-lain adalah semua utang yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok utang lancar maupun utang jangka panjang, misalnya: uang jaminan yang diterima dari para pelanggan.
c.       Ekuitas/Modal (Capital)
Modal atau ekuitas adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan atau kewajiban perusahaan kepada pemilik. Besarnya modal pemilik sama dengan aktiva dikurang utang. Modal pemilik terdiri dari modal yang disetor (Paid In Capital), cadangan (Reserve), laba yang ditahan (Retainde Earnings).
Modal pemilik terdiri dari modal yang disetor pemilik dan sisa laba yang belum dibagi atau disebut laba ditahan.

v  Bentuk Neraca
Dalam praktik, neracanya disusun berdasarkan saldo-saldo akun yang telah disesuaikan, tetapi dalam teori dapat pula disusun berdasarkan daftar saldo akun atau dari persamaan akuntansi. Neraca dapat dibuat dalam bentuk scontro atau dalam bentuk stafel.

a.      Neraca bentuk scontro

Penjelasan :
·         Aktiva disusun urut berdasarkan tingkat likuiditasnya.
·         Utang disusun berdasarkan umur / jangka waktu terpendek.
·         Modal ditulis nama pemilik modal / perusahaan.
·         Total aktiva sejajar dengan total pasiva.
·         Tanggal menunjukan suatu saat tertentu karena neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat tertentu, bukan masa tertentu.

b.      Neraca bentuk staffel
Penjelasan :
·         Akumulasi penyusutan mengurangi nilai aktiva yang bersangkutan, tang (....) berarti mengurangi.

v  Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi (income statement / profit and loss statement) adalah suatu daftar yang berisi ringkasan pendapatan dan beban dalam jangka waktu tertentu. Unsur-unsur laba-rugi terdiri dari pendapatan dan beban.
a.      Pendapatan (Revenue)
Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva yang timbul akibat penjualan barang dagangan atau jasa serta aktivitas lainnya didalam suatu periode. Pendapatan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
Ø  Pendapatan operasional, adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan utama perusahaan, misalnya pendapatan jasa (service revenue) bagi perusahaan servive/bengkel, pendapatan jasa angkutan (transport revenue) bagi perusahaan angkutan, pendapatan jasa salon (salon revenue) bagi perusahaan salon, dan penjualan (sales) bagi perusahaan dagang.
Ø  Pendapatan non operasional, adalah pendapatan yang diperoleh di luar usaha pokok perusahaan, misalnya pendapatan kimisi (commission revenue) dan pendapatan bunga (interest revenue).
b.      Beban (Expense)
Beban adalah biaya langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan perusahaan dalam memperoleh penghasilan/pendapatan dalam suatu periode. Beban dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
Ø  Beban operasional (operational expense) adalah beban yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan dari usaha pokoknya, seperti:
·        Beban gaji dan upah (salaries and wage expense)
·        Beban sewa (rent expense)
·        Beban penyusutan (depriciation expense)
·        Beban insuransi (insurance expense)
·        Beban iklan (advertising expense)
·        Macam-macam beban.
Ø  Beban Non Operasional (Non Operarional Expense)
Yang terjadi bukan karena kegiatan utama perusahaan atau tidak berkaitan langsung dengan kegiatan utama perusahaan, seperti:
·         Beban bunga (interest expense)
·         Kerugian piutang tak tertagih (bad debt expense)
·         Kerugian penjualan.

v  Bentuk laporan laba-rugi
Laporan laba-rugi merupakan daftar yang menggambarkan keberhasilan (laba / rugi) suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Dalam praktiknya, laporan disusun berdasarkan daftar saldo akun nominal atau dari kertas kerja. Akan tetapi, dalam teori dapat saja dari daftar saldo akun nominal atau dari persamaan akuntansi.
Ada dua bentuk laporan laba-rugi yaitu sebagai berikut.

a.      Laporan Laba-Rugi Bentuk Langsung
Laporan laba-rugi bentuk langsung (single step income statement) disebut demikian karena hanya terdapat satu tahap yang diperlukan untuk laba atau rugi bersih, yaitu mengurangkan total beban dari total pendapatan.
            Penjelasan :
·         Pendapatan beban disusun urut dari jumlah yang besar ke jumlah yang kecil, dengan catatan beban dan pendapatan lain-lain paling bawah.
·         Jumlah beban dicatat lurus dengan jumlah pendapatan.
·         Jika pendapatan lebih besar dari beban berarti laba. Berlaku juga hal sebaliknya.
·         Tanggal juga menunjukkan kurun waktu / masa tertentu karena laba/rugi diperoleh bukan sesaat, tetapi selama periode tertentu.

b.      Laporan Laba-Rugi Bertahap
Disebut laporan laba-rugi bertahap (multiple step income statement) karena menunjukan berbagai langkah dalam menentukan laba bersih / rugi bersih laporan ini menunjukan dua tahap utama yaitu:
1.      Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan bersih, untuk menentukan laba kotor.
2.      Beban operasi dikurangkan dari laba kotor untuk menunjukan laba bersih.
Tahap-tahap tersebut berkaitan dengan aktiva operasi utama perusahaan. Laporan laba-rugi nertahap juga membedakan antara aktiva operasi dan aktiva non operasi. Pembedaan ini memberikan lebih banyak informasi kepada para pengguna mengenai kinerja laba suatu perusahaan. Laporan ini juga menunjuka komponen utama laba dan menunjukan pengelompokan beban.

           
5.      Tujuan laporan keuangan
Laporan keuangan bertujuan untuk:
a.       Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan modal).
b.      Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva neto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha memperoleh laba.
c.       Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir potensi perusahaan meperoleh laba.
d.      Memberikan informasi penting lainnya dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan mengenai aktiva pembiayaan dan investasi.

Sumber :
Sumardi, sumarno. 2011. Terampil Akuntansi Untuk SMA Dan MA Kelas XI. Jakarta: PT. Piranti Darma Kalotama.

Jerry J.  Weygandt, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. Accountimg Principles,7th Edition.